Selasa, 02 Desember 2014

Kelak Aku Ingin Seperti Mamah

Mungkin berbeda caraku dengan kebanyakan anak-anak diluar sana dalam mengungkapkan perasaan sayangnya untuk mamah. Senang melihat bila ada ibu dan anak yang begitu mesranya bercanda gurau, saling memeluk dan mencium, saling memanggil dengan panggilan istimewanya. Mah, andai mamah tahu. Di setiap doa kusertakan namamu agar kau sehat dan panjang umur slalu. Di setiap malam slalu ku tunggu telepon darimu. Gelisah bila selama 2 hari tak kunjung datang panggilan telepon darimu. Mungkin caraku menyayangimu berbeda mah. Saat mamah cerita tidak enak badan dan malas makan, tahukah kau mah? Anakmu disini juga ikut memikirkan kondisimu. Dengan siapa kau dirumah? Siapa yang akan membelikanmu obat, membelikan bubur? Adik bungsu yang pergi dengan teman-temannya, papah yang sibuk bekerja lembur di kantor. Kau pasti sangat kesepian. Taukah kau mah? Saat orang-orang bahkan saudaramu melecehkanmu, hati kecil ini ikut menangis mah. Tak terima bila engkau dipermalukan oleh oranglain. Ingin rasanya berontak dan bilang kalian tidak tahu siapa mamahku ini. Ingin aku tunjukkan mah pada dunia bahwa kaulah ibu yang paling luar biasa. Wanita biasa namun luar biasa dimata kami anak-anakmu. Saat mamah bilang “mamah sayang kalian, kalian harapan hidup mamah”, taukah kau mah? Hati kecil ini berkata aku juga sangat dan teramat sayang padamu. Namun sulit mah untuk mengucapkannya secara langsung. Takut-takut airmata ini menetes. Takut-takut sulit untuk aku berhenti menangis. Tak ingin menambah kesedihanmu mah.

Ingin sekali aku pulang ke kampung halaman. Ingin mencoba memelukmu mesra seperti kebanyakan orang. Ah ya, akan aku coba. Aku memang bukan tipekal anak yang mudah mengatakan sayang mah. Semoga mamah mengerti keadaan ini.
Dulu hubunganku dengan mamah tidak sedekat sekarang. Dulu slalu ada sesi pertengakaran kecil diantara kami. Aku yang harus melanjutkan studi di kota orang membuat kami semakin intens berkomunikasi lewat telepon. Mungkin karna teleponlah hubungan kami semakin dekat. Menanyakan kabarku disini, sudah makan belum, lagi apa, sudah belajar belum, bercerita tentang pekerjaan rumahnya sehari-hari, mendengarkan cerita mamah yang kesepian dirumah karna 3 orang anaknya pergi ke kota orang untuk bekerja dan belajar, bercerita tentang kenakalan adik bungsuku, dan slalu saja ada hal-hal kecil yang membuat kami berdua tertawa terbahak-bahak bersama. Andai moment ini berlangsung sejak dulu mungkin hubungan kami sudah sangat dekat. Tapi bersyukur akhirnya moment ini datang :)

Kelak aku ingin seperti mamah. Dari kecil hingga sekarang mamah slalu menorehkan kasih sayangnya untuk kami. Masih ingat jelas, sewaktu TK mamah dengan setia menunggu aku dan kakak laki-lakiku sampai pulang sekolah. Mengantar dan menjemput kami dengan sepeda keranjangnya. Bangun setiap pagi membuatkan sarapan dengan menu ala kadarnya agar anak-anaknya bisa membawa bekal nasi ke sekolah. Menyetrika baju kami. Membantu kami menghafal perkalian di setiap malamnya hingga kami hafal diluar kepala. Maju dibarisan paling depan saat aku diperlakukan tidak adil oleh guru-guru dan membenarkan bahwa anaknya juga pintar seperti siswa-siswi lainnya. Kami yang slalu ribut di setiap pagi saat kami kehilangan kaos kaki dan dasi sekolah, mamahlah yang mondar-mandir mencarikannya. Tak terima jika anaknya dibilang bodoh. Karna beliaulah yang tahu bahwa anaknya belajar saat malam. Membantu papah mencari nafkah karna ingin kami masuk SMA favorit, karna mamah yakin anaknya bisa walaupun dengan segala keterbatasan keuangan. Bangga saat anaknya mampu bersaing di SMA favorit dengan siswa-siswi lain. Hingga berjuang mati-matian mencari biaya agar anaknya bisa kuliah diperguruan tinggi negeri. Menangis bahagia di telepon saat anaknya diterima di salah satu perguruan tinggi negeri karna hasil keringatnya sendiri. Membangga-banggakan anaknya didepan ibu-ibu lain bahwa kami mendapat beasiswa akademik di setiap semesternya. Selalu setia di setiap malamnya untuk menelepon kami. Bercerita apapun. Bercerita bahwa ada tetangga sebelah yang kontrak rumah dan mereka semua masih mahasiswa. Memberikan masakannya kepada mahasiswa tersebut dan berharap kami disini anak-anaknya di kota orang juga mendapatkan kebaikan dari orang lain. Bercerita bahwa kemaren mamah malas untuk makan karna adik bungsuku yang belum bayaran uang sekolah dan sempat dipermalukan oleh gurunya didepan teman-temannya. Sontak aku yang mendengarnya hanya bisa diam dan menahan air mata yang mulai menetes. Aku tahu mah rasanya pasti sakit. Kami juga merasakan itu. Hanya bisa menghibur dengan caraku yang berbeda, tidak ingin memperdengarkan tangisku padamu mah, aku ingin kuat dan berharap kau juga kuat disana. Menyeka ujung-ujung mataku agar tidak menangis terlalu dalam. Menahan nafas dan mencoba menetralkan suara agar tidak terlalu terdengar bergetar saat berbicara. Hanya bisa memberi kalimat sederhana bahwa Allah hanya meminta kita slalu sabar dan sabar atas apapun dan sholat untuk meminta apapun.

Apakah engkah tahu mah? Pilihanmu menjadi ibu rumah tangga adalah pilihan yang tepat dan jangan pernah kau sesali. Karna pilihanmu membuat aku ingin sepertimu. Kau slalu menjadi ibu yang baik dan sahabat yang luarbiasa. Apakah kau menemui sahabat diluar sana yang bisa sesempurna mamah? jawabannya adalah tidak. Beliau slalu bilang “Ceritakan semua masalah yang kau hadapi nak pada mamah. Bukan pada oranglain, hanya pada mamah. Karna mamah adalah sahabat yang tidak akan meceritakan semua ceritamu pada dunia sekalipun”.


Aku menyayangimu dengan caraku. Berbeda dari kebanyakan orang. Terima kasih mah. Teleponmu di setiap malamnya membuatku lebih mengerti perasaanmu. Mencoba memahami apa maumu kelak di hari tua. Perjuanganmu didepan banyak orang saat membela kami telah memunculkan dan semakin membulatkan niat kami untuk menjadi anak dan orang yang lebih baik lagi kedepannya. Perjuanganmu tak akan sia-sia mah. Kami akan pastikan itu. Sebelum umurmu semakin tua, aku akan rajin menabung dan berusaha mewujudkan mimpimu datang kerumah Allah. Hingga akhirnya hari itu datang, sehatlah slalu, panjang umurlah slalu, dan berbahagialah serta kuatlah slalu untuk kami anak-anakmu. Tetaplah seperti itu, karna kelak aku ingin sepertimu mamah...

My Mother :*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar